Cara Menghitung Beban Balok Beton

Dalam pembangunan suatu gedung perlu perencanaan yang matang. Jauh sebelum membangun, harus dikalkulasi lebih dulu. Termasuk menghitung kebutuhan material. Salah satu material yang penting adalah balok beton. Nah kali ini akan coba menghitung beban balok beton.

Bagaimana Cara Menghitung Beban Balok Beton?

Bangunan gedung terdiri dari elemen-elemen struktur yang menjadi satu kesatuan bangunan utuh.  Hakikatnya elemen elemen struktur di bangunan yaitu balok, kolom, tangga, pondasi dan pelat.

Balok Beton merupakan komponen penting dalam sebuah struktur bangunan. Yaitu untuk menyangga beban pada suatu konstruksi. Maka penting sekali merencanakan balok beton yang aman ekonomis efesien. Terlebih untuk bangunan bertingkat.

Pada kesempatan kali ini akan dijelaskan cara menghitung beban balok beton. Simak selengkapnya berikut ini.

Cara Hitung Beban Balok Beton

Ketika merencanakan struktur bangunan, penting sekali untuk menghitung beban balok beton.  Dalam menghitung beban balok beton, anda harus  lalukan kalkulasi pembebanan di setiap lantai.  Mulai dari lantai paling dasar hingga lantai paling tinggi.

Anda  juga perlu Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung. Ini supaya anda bisa mengukur atau melihat hasil beberapa intensitas beban hidup dan beban mati pada bangunan hidup.

Contoh Hitung Beban Balok Beton

Agar lebih jelas, berikut contoh menghitung brban balok beton. Misalnya, terjsdi genangan air hujan 2 cm. Maka perhitunganya tinggal dikalikan denyan intensitas air hujan pada tabel PPPURG berikut. Sama halnya dengan menghitung beban balok beton untuk berat atap, berat adukan spesi dan lainya.

Contoh Hitung Beban Balok Beton Untuk Pembebanan Lantai Atap :

Beban hidup untuk lantai atap = 100 kg/m2

Berat air hujan (2 cm) : (0,02 x 1000) kg/m2  = 20 kg/m2 +

Total = 130 kg/m2

Beban hidup terpusat di kolom K3B2 = 7,33 m2 x 130 kg/m2 = 952,9 kg

Beban hidup terpusat di kolom K2B1 = 2,27 m2 x 130 kg/m2 = 295,1 kg

Beban hidup terpusat di kolom K2B2 = 2,27 m2 x 130 kg/m2 = 295,1 kg

Beban hidup terpusat di kolom K2B3 = 9,355 m2 x 130 kg/m2 = 1216,15 kg

Beban hidup terpusat di kolom K3B1 = 9,355 m2 x 130 kg/m2 = 1216,15 kg

Beban hidup terpusat di kolom K4B1 = 7,33 m2 x 130 kg/m2 = 952,9 kg

Beban Mati Untuk lantai atap

Beban mati terpusat untuk kolom K2B1 = 2,27 m2 x 177 kg/m2 = 401,79 kg

Beban mati terpusat untuk kolom K2B2 = 2,27 m2 x 177 kg/m2 = 401,79 kg

Beban mati terpusat untuk kolom K2B3 = 9,355 m2 x 177 kg/m2 = 1655,835 kg

Beban mati terpusat untuk kolom K4 B1 = 7,33 m2 x 177 kg/m2 = 1297,41 kg

Beban mati terpusat untuk kolom K3B1 = 9,355 m2 x 177 kg/m2 = 1655,835 kg

Beban mati terpusat untuk kolom K3B2 = 7,33 m2 x 177 kg/m2 = 1297,41 kg

Berat pasangan kanopi = 150 kg/m2

Berat langit – langit dan penggantung: (11 + 7) kg/m2 = 27 kg/m2

Total = 177 kg/m2

Nah itulah tadi cara menghitung beban balok beton yang bisa anda lakukan. Balok Beton merupakan komponen penting dalam sebuah struktur bangunan. Yaitu untuk menyangga beban pada suatu konstruksi.

Sebelum membangun pagar panel precast, sangat penting melakukan perencanaan konstruksi. Termasuk menghitung beban balok beton. Penghitungan ini penting sekali dilakukan untuk mengukur tingkat kekuatanya. Sehingga tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan seperti bangunan roboh atau ambruk.